Pages

Rindu Laut

Antarkan aku melihat laut. Aku merindukannya dengan seribu kerinduan. Aku dengar kemarin dia marah. Mungkin karena aku mengabaikan panggilannya sore itu. Lalu angin membisikkan kepadanya sesuatu tentangku. Dan sepertinya aku harus mengatakan sesuatu sebagai alasan.

Hampir malam ketika aku sampai. Kulihiat dia menatapku dengan dalam. Dia hanya diam sepertiku. Aku tidak melihat mata yang marah pada wajahnya. Lalu aku duduk bersisihan dengannya. Dan seperti tangan-tangan yang lembut ujung ombak laut menenyentuh kakiku. Kutatap matanya, begitu dalam, begitu banyak rahasia disimpannya. "Aku tak sanggup memahamimu," Kataku padanya.

Matahari telah pergi beberapa detik lalu. Malam gelap datang. Masih saja tidak kukatakan sesuatu tentang alasanku kemarin. Lalu kami membicarakan banyak hal. Dan pembicaraan selesai ketika separuh malam telah lewat. Aku lelah mencoba memahamimu. Masih saja tidak kaukatakan sesuatu tentangmu. "Kamu tidak akan bisa memahamiku, namun tetaplah menyapaku, hanya itu saja." kata Laut.

Ah...aku tidak bisa melepaskan diri dari kekagumanku padamu, namun aku benci keangkuhanmu.

0 comments: